Rabu, 04 Januari 2017

Santa Agnes

Mungkin banyak yang bertanya-tanya apa sih Santa Agnes itu? Ya, kali ini saya akan menjelaskan tentang riwayat, sejarah sekolah saya yaitu SMPK/SMAK St. Agnes. Nama sekolah tersebut dikutip dari sebuah nama Santo/Santa Gereja. Bagaimanakah penjelasannya? Yuk kita simak!



Pengertian Santa Agnes


Santa Agnes (291–304, diperingati tiap tanggal 21 Januari) adalah     seorang santa dan martir perawan dari Gereja Katolik Roma dan Gereja-Gereja Katolik Timur. Dia juga diakui oleh Gereja Inggris dan Komuni Anglikan serta oleh Ortodoksi Timur. Dia adalah salah satu dari tujuh wanita, selain Santa Perawan Maria, yang diperingati dengan disebutkan namanya dalam Kanon Misa. Dia adalah Santa Pelindung kemurnian, para tukang kebun, anak-anak gadis, para pasangan yang telah bertunangan, para korban pemerkosaan, dan para perawan.
Dia juga dikenal sebagai Santa Agnes dari Roma dan Santa Ines. Tanggal peringatannya adalah 21 Januari. Sebelumnya dia juga diperingati tiap tanggal 28 Januari. Tanggal peringatan Santa Agnes yang kedua ini dihapuskan dalam reformasi Kalender Gereja setelah Konsili Vatikan II. Sebagai penghormatan kepada Santa Agnes, ratusan gedung Gereja dinamakan menurut namanya, termasuk dua gedung Gereja besar yang terkenal dan sebuah Katedral Gereja Anglikan di Kyoto, Jepang. Dalam seni, dia dilukiskan bersama seekor anak domba karena namanya memiliki kemiripan bunyi dengan kata Latin agnus, yang artinya "anak domba." Nama "Agnes" sebenarnya berasal dari adjektiva feminin dalam Bahasa Yunani, yaitu hagnē (ἁγνή) yang artinya "bening, murni, suci." Hrosvit dari Gandersheim menulis sebuah drama mengenai Santa Agnes pada abad ke-10.

Santa Agnes, Perawan, Dan Martir

Agnes lahir di Roma pada tahun 291. Ia cantik dan simpatik. Tidaklah mengherankan bila banyak pemuda yang jatuh hati padanya dan bertekad mengawininya. Tetapi apa yang dialami pemuda  pemuda itu? Mereka menyesal, kecewa bahkan marah karena lamaran mereka ditolak. Agnes, gadis rupawan itu berkaul tidak mau menikah karena ia telah berjanji untuk tetap perawan dan setia kepada Kristus yang mencintainya. Pemuda  pemuda frustasi itu melaporkan Agnes kepada pengadilan Romawi dengan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang penganut agama Kristen. 

Dihadapan pengadilan Romawi, Agnes diuji, ditakut  takuti bahkan dituduh menjalani kehidupan sebagai seorang pelacur. Ia diancam dengan hukuman mati dan dipaksa membawakan kurban kepada dewa dewa kafir Romawi. Tetapi Agnes tidak gentar sedikitpun menghadapi semua ancaman dan siksaan itu. Ia dengan gagah berani menolak segala tuduhan atas dirinya dan mempertahankan kemurnianya. Belenggu yang dikenakan pada tangannya terlepas dengan sendirinya. Bagi dia Kristus adalah segala-galanya. Dia yakin Kristus menyertainya dan tetap menjaga dirinya dari segala siksaan atas dirinya. 

Akhirnya tiada jalan lain untuk menaklukkan Agnes selain membunuh dia dengan pedang. Kepalanya dipenggal setelah dia berdoa kepada Yesus, mempelainya. Peristiwa naas itu terjadi pada tahun 304, setahun setelah masa penganiyaan di bawah pemerintahan kaisar Diokletianus, jenazahnya di kebumikan di jalan Nomentana. Kemudian diatas kuburnya didirikan sebuah gereja untuk menghormatinya. 

Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor anak domba (Agnus), lambang kemurnian, memegang daun palem sebagai lambang keberanian. Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja santa Agnes di jalan Nomentana. Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel. Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai simbol kekuasaannya. 


Ciri Kehidupan Santa Agnes

  • Agnes, Putri Bangsawan

Santa Agnes dilahirkan di kota Roma pada tahun 291 sebagai putri tersayang dari seorang bangsawan Kristen yang saleh. Kedua orangtua Agnes dalam iman akan Kristus tidak pernah melupakan saudara-saudari mereka yang berkekurangan. Sering rumah kediaman mereka yang mirip istana itu dijadikan semacam balai amal bagi orang-orang miskin dan terlantar. Di balik semua karya amal mereka itu, mereka tetap hidup bersahaja. Tidak seperti umumnya bangsawan dan orang-orang kaya zaman itu yang seringkali malah memboros-boroskan harta mereka untuk pesta pora dan memegahkan diri. Bahkan di tengah-tengah bangunan tempat tinggal mereka itu terdapat sebuah ruang khusus tersembunyi yang selalu tersedia untuk Misa Kudus. Mengapa tersembunyi? Karena pada masa itu berkuasalah Kaisar Dioklesianus yang sangat membenci orang-orang yang menganut ajaran Kristus ini. sudah banyak orang Kristen yang ditangkap dan dibunuh hanya karenamereka tidak mau menyangkal agama mereka dan menyembah dewa-dewi bangsa Romawi. Di tengah keluarga dan situasi kerajaan semacam inilah Agnes kecil lahir dan berkembang.

  • Penyerahan Diri kepada Yesus


Dalam keluarganya Agnes senantiasa dididik ibunya menurut Didache (ajaran keduabelas rasul, red.), sehingga perlahan-lahan timbul dalam hatinya cinta kepada Yesus Kristus yang kemudian menjiwai seluruh kehidupannya. Semakin lama, cintanya akan Yesus semakin besar, sehingga dalam umurnya yang masih amat muda ia telah mengambil suatu keputusan yang sangat luhur, yaitu: menyerahkan diri dan pribadinya secara utuh hanya kepada Yesus, Sang Mempelai Ilahi. Dalam hal ini kedua orangtuanya juga tidak berkeberatan bahkan sangat menyetujuinya. Dan ternyata persembahan jiwa yang masih murni ini sangat berkenan kepada Tuhan dan hal ini akan terbukti kemudian.
  • Agnes, Sang Mempelai Allah
    Agnes kecil tumbuh menjadi gadis yang sungguh elok paras wajahnya. Dan di dalam keelokan paras wajah dan juga budi itu terdapatlah iman dan kesetiaan yang luar biasa. Karena kecantikannya yang mempesona, banyaklah pemuda yang tertarik dan berusaha meminangnya. Meskipun demikian, Agnes selalu menolak mereka karena ikrarnya untuk hidup suci murni dan tidak menikah. Hal ini sangat menjengkelkan hati para pemuda itu.
    Di antara para pemuda itu terdapat putra dari Gubernur Roma sendiri. Kesombongan dan keinginan untuk mengambil Agnes sebagai istrinya, membuat ia terus-menerus mendesak Agnes. Namun Agnes juga terus-menerus menolaknya, sampai akhirnya, rasa malu dan marah karena terus-menerus ditolak membuat rasa cinta anak gubernur tadi berubah menjadi rasa benci yang mendalam.
  • Agnes Ditangkap
    Suatu saat tersiarlah berita: “Agnes seorang pengikut ajaran Kristus!” Gegerlah kota Roma yang telah mengenal Agnes sebagai seorang gadis yang cantik dan baik budinya ini. berita ini akhirnya sampai ke telinga para pemuda yang pernah ditolak oleh Agnes, termasuk anak dari Gubernur Roma tadi. Akibat dari dendamnya, ia segera melaporkan hal ini kepada ayahnya. Agnes segera ditangkap dan diseret ke pengadilan. Di depan hakim, ia disuruh menyangkal imannya akan Kristus. Namun dengan keabahan hati yang mengagumkan, ia tetap setia akan imannya. Sampai akhirnya, ia diancam oleh hakim akan diserahkan ke tempat pelacuran, apabila ia masih tetap tidak mau membuang kepercayaannya itu. Perasaan ngeri sekilas terlihat di wajah Agnes, namun segera hilang oleh kepercayaannnya akan Mempelainya yang tak akan membiarkan dirinya untuk dinodai. Melihat hal ini, hakim pengadilan itu sangat marah dan merasa dipermalukan, segera ia memerintahkan anak buahnya untuk melaksanakan ancamannya.
    Dalam tempat yang penuh hawa maksiat itu, Agnes tetap tabah dan percaya kana perlindungan Sang Mempelainya yang tak mungkin akan membiarkan ia dinodai. Kesuciannya tampak dengan nyata memancar keluar dari seluruh keberadaannya. Tak henti-hentinya dari mulutnya terdengar puji-pujian kepada Allah yang Mahakudus. Melihat hal yang aneh dan menakjubkan ini pemuda-pemuda tadi tidak berani untuk mendekatinya sama sekali. Namun salah seorang dari mereka yang bernama Sampronius berusaha membujuknya: “Maulah menikah dengan aku saja, maka engkau akan kuselamatkan.” Tetapi Agnes berkata: “Maafkan saja, saya sudah memiliki kekasih, Ia sangat mencintai aku dan aku pun cinta kepadanya.” Mereka bertanya siapakah orang itu dan Agnes menjawab: “Dialah Yesus Kristus.” Kata-kata ini sangat menyinggung hati mereka, namun tetap saja mereka tidak berani untuk mendekatinya. Bahkan ketika seorang pemuda memberanikan diri untuk mendekatinya, tiba-tiba suatu sinar dari surga yang menyilaukan mata menerpa dia. Seketika itu juga ia jatuh dan menjadi buta. Teman-temannya menjadi ketakutan dan sambil memohon belas kasihan, menyeret pemuda tersebut ke hadapan Agnes. Lalu Agnes menyanyikan lagu syukur dan dengan doanya, pemuda itu dapat melihat lagi dan seketika itu juga ia bertobat.
  • Agnes Dihukum Mati
    Setelah kejadian itu, Agnes diserahkan kembali ke pengadilan. Di sana ia diperintahkan untuk menyembah berhala-berhala bangsa Romawi. Namun dengan ketegaran dan kekuatan yang berasal dari Tuhan, ia menolak dengan tegas dengan memancarkan kesucian yang mengagumkan orang-orang yang menyaksikannya. Sesuai dengan hukum waktu itu, Agnes pun dijatuhi hukuman mati.
    Harinya telah tiba. Di tengah lapangan telah tersedia onggokan kayu tempat Agnes akan dibakar hidup-hidup. Orang berduyun-dyun menuju ke tempat itu untuk menyaksikan semuanya. Masuklah Agnes dan berdirilah ia di atas onggokan kayu itu dengan tangan terkatup. Matanya melayang ke langit dan mulutnya tidak pernah berhenti untuk memuji Tuhan.
    Api mulai dinyalakan dan semakin lama semakin besar. Panas api terasa sampai ke tempat penonton berdiri. Namun sesuatu yang ajaib terjadi. Seolah-olah muncul hembusan angin kuat yang mengakibatkan nyala api berubah arah membakar orang-orang di sekeliling tempat pembakaran namun sama sekali tidak menyentuh Agnes. Hal ini berlangsung terus sehingga akhirnya api terpaksa dipadamkan. Agnes lalu dimasukkan ke dalam penjara kembali.
    Sekali lagi Agnes dihadapkan ke pengadilan dan sekali lagi ia disuruh untuk menyangkal kepercayaannya. Namun ia hanya tersenyum dan berkata, “Tidak ada gunanya bagi tuan untuk terus mendesakku. Hatiku sudah tetap, kepada Tuhanlah aku berbakti dan menyerahkan seluruh hidupku.” Sesudah berkata demikian, ia menengadah ke langit dan berdoa, “Raja segala abad, bukakanlah pintu surga bagiku.”
    Habislah kesabaran hakim itu. Lalu ia memberi perintah kepada algojo untuk memenggal Agnes saat itu juga.
    Dengan muka bersinar dan tangan menyilang di dada berlututlah Agnes untuk menyerahkan hidupnya itu kepada Tuhan. Badan yang ramping dan berbaju putih itu seolah-olah sudah menyerupai makhluk surgawi.
    Dengan tangan gemetar sang algojo mengangkat pedangnya. Namun ia segera ditegur pembesar kota, “Patutkah seorang algojo ditundukkan oleh iba hati?” Terkejut oleh teguran itu, segera ia mengayunkan pedang dan gugurlah bunga yang memancarkan keharuman surgawi dan jatuh ke tanah. Namun kemuliaan surgawi itu sendiri telah menantikannya. Roh Agnes terbang melayang menuju Kekasihnya yang telah membuka tangan untuk menyambutnya. Santa Agnes wafat pada usia 13 tahun.
    Pesta Santa Agnes dirayakan pada tanggal 21 Januari dan 28 Januari. Menurut cerita, pada tanggal 28 Januari Santa Agnes menampakkan dirinya kepada orangtuanya di makamnya.
    Jenazahnya dimakankan di Jalan Nomentana, Roma. Karena keberanian, kepolosan dan kemurniannya, Agnes dijadikan teladan dan pelindung kaum muda, khususnya para pemudi. Untuk menghormatinya didirikanlah sebuah gereja di atas makamnya.
    Seperti digambarkan di depan, Santa Agnes seringkali digambarkan dengan seekor anak domba, yang mau menunjukkan kemurniannya yang menyerupaiu kemurnian anak domba yang baru lahir, dan juga kemurnian cintanya kepada Yesus Kristus, Anak Domba Allah, Penebus dosa manusia.
    Semoga karena doanya kita senantiasa mau mencintai Yesus dengan segenap hati kita.
    O, Santa Agnes, ajarilah kami untuk lebih mencintai Yesus, Sang Kekasih Abadi.
    Ajarilah kami untuk mengenal lebih dalam akan cinta Sang Ilah sendiri.
    Biarlah hanya Dia yang menguasai segenap jiwa, raga dan hati kami.
    Bagi Dialah kemuliaan, syukur, pujian, kehormatan untuk selama-lamanya. Amin.
Santa Agnes Dalam Kultur Populer

Pada hari peringatan Agnes, dilangsungkan sebuah kebiasaan yang menarik. Dua ekor anak domba dibawa dari biara Trapis Tre Fontane di Roma kepada paus untuk diberkati. Pada hari Kamis Putih, anak-anak domba itu dicukur bulunya. Bulu-bulu itu dipintal lalu ditenun menjadi pallium yang dianugerahkan paus kepada uskup agung yang baru dilantik sebagai tanda yurisdiksi dan persatuannya dengan sri paus.
Santa Agnes adalah santa pelindung anak-anak perempuan. Ada tradisi rakyat di Eropa untuk menyuruh anak-anak perempuan melakukan ritual-ritual tertentu pada Malam Santa Agnes (20–21 Januari) agar dapat menemukan jodoh mereka. Kepercayaan tahyul ini diabadikan dalam puisi John Keats, "Malam Santa Agnes" (The Eve of Saint Agnes).
Dalam seni lukis, Agnes dilukiskan sebagai seorang anak perempuan berambut pirang, mengenakan jubah, menggenggam ranting palma, disertai seekor anak domba di dekat kakinya atau dalam gendongannya.

Dalam novel sejarah Fabiola atau, Gereja katakomba yang ditulis Kardinal Nicholas Wiseman pada tahun 1854, Agnes adalah seorang remaja bersuara lembut, sepupu dan pengiring dari si tokoh utama, bangsawati jelita Fabiola.

Semoga kisah dari kehidupan Santa Agnes ini bisa menjadi teladan hidup kita, Terima kasih telah membaca :)





Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Agnes
http://www.ekaristi.org/doa/sejarah2.php?subaction=showfull&id=1147705945&archive=1147757196&start_from=&ucat=8&
http://www.carmelia.net/index.php/artikel/riwayat-para-kudus/540-santa-agnes

0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome To Agnes Amadea's Blog Template by Ipietoon Cute Blog Design